BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 05 Mei 2010

NARCIS BOLEH JUGA....??




Saya tahu wajah saya tidak keren, tetapi saya tetap saja membutuhkan cermin untuk berkaca. Kenapa? Karena memang ada naluri narsis pada diri saya. Tak peduli seberapapun jelek wajah saya, saya akan terus berkaca, sekadar untuk kagum pada diri sendiri, eh barangkali memang ada sesuatu yang mengagumkan di sana. Ketika kekaguman itu ternyata tidak ada, anehnya sayajuga tidak kecewa dan tetap saja berkaca. Ini aneh, tetapi nyata. Jadi, sulit untuk menghindar dari perasaan narsis itulah pijakannya. Maka saya berusaha untuk mencari manfaat dan bahaya narsisme ini, untuk menekan bahayanya dan memperkembangkan manfaatnya.

‘Tak ada orang bisa menilai diri sendiri!''itulah kata orang-orang. Tetapi kepada mereka saya beri bukti sederhana. Bahwa pernyataaan itu keliru. Pernyataan orang-orang itu pasti bagian dari konvensi berpikir yang telah berjalan menjadi kebudayaan termasuk gaya berpikir saya sendiri. Tetapi saya merasa harus merevisi pendapat ini. Menilai diri sendiri ternyata mudah sekali. Sangat mudah malah, karena ia adalah diri kita sendiri. Kita pasti mengerti kelemahan dan kelebihan diri sendiri.

Saya misalnya, punya kemalasanyang tinggi. Jika saya tampak rajin, sesungguhnya semua itu cuma terpaksa. Karena kalau tidak belajar saya rugi. Jika saya terlihat bekerja keras, sesungguhnya karena tekanan keadaan. Meksipun sudah punya cewek, ternyata saya masih juga suka melirik-lirik wanita cantik. Kadang-kadang di luar pengetahuan cewekq. Seringsaya kena tuduh selingkuh dengan seorang perempuan lain di sekolahanku.jika ada fakta aku melirik cewek lain, saya lalu mengeluarkan jurus bertahan sekenanya. ‘'Ya sudah, aku salah. Sebagai permohonan maafku, kamu juga boleh nanti kalau mau ganti melirik cowok-cowok yang ganteng,''

Tegasnya, saya dengan mudah menemukan kelemahan saya. Maka pasti dengan mudah juga saya menemukan kelebihan saya. Cuma barangkali saya tidak terlatih untuk terbuka. Konvensi budaya disekitar saya tidak mengijinkan mengatakannya secara terbuka. Tetapi pelanggaran kebudayaan ini pasti bukan dosa kalau terbuki lebih membawa kebaikan di kelak kemudian. Kebaikan untuk siapa? Untuk diri saya sendiri lebih dulu terutama. Karena ketika saya menemukan kelebihann diri secepatnya, minimal sayatidak akan menjadi benalu masyarakat. Maka akan saya katakansaya ini pintar menggambar, pintar bermusik, pintar menulis, pintar ngomong, pintar menyenangkan hati orang dan seterusnya. Perasaan menemukan kelebihan diri sendiri ini sangat membantu saya untuk segera memartabatkandiri sendiri dengan kelebihan yang ada.

0 komentar: